Kemarin (28/11/2021) beberapa saat yang lalu di daerah kami kembali mendapat kiriman air dari pegunungan Loksado. Terutama wilayah kecamatan Kandanagan dan sekitarnya. Ini adalah kali kedua kami dihadapkan pada permasalahan Banjir pada tahun yang sama.
Air Menggenangi Jalan |
Permasalahan utama dari Banjir kali ini bukan hanya masalah air yang keruh dan sampah yang masuk. Namun lebih kepada material yang dibawa oleh luapan air sungai yaitu lumpur.
Lumpur yang tergenang di jalan dan bahkan masuk ke dalam perumahan cukup membuat kami kewalahan. Perihalnya dikarenakan untuk membersihkan lumpur tidak bisa menunggu air turun sampai mengering dan hal tersebut cukup membuat fisik kelelahan.
Justru sebaiknya menurut pendapat warga sekitar, waktu terbaik untuk mengeluarkan lumpur dari dalam rumah ialah saat air mulai surut. Sehingga dengan bantuan debit air yang semakin menurun ikut serta membawa air lumpur dengan cara sambil disiram.
Ada lagi pengalaman dari warga lainnya yang rumahnya lebih rendah dari jalan dan halaman, di mana air yang menggenangi di dalam rumah sudah seperti kolam yang penuh dengan air.
Cara tercepat untuk menguras air bercampur lumpur yang tergenang di dalam rumah sebenarnya dapat dilakukan dengan alat sederhana. Misalnya seperti:
Sasiruk
Kami menyebutnya sasiruk karena alat ini biasanya dipakai untuk mengumpulkan pasir dan debu di lantai. Dengan menggunakan sasiruk air dapat ditimba keluar rumah, meskipun penggunaanya memerlukan ekstra tenaga karena dilakukan secara manual.
Gayung
Gayung juga dapat digunakan untuk menimba air yang tergenang cukup dalam. Namun kekurangannya saat air sudah mulai menipis hampir kering akan sangat sulit menggunakan alat ini. Sebaiknya gunakan sasiruk.
Sapu
Sesapu tidak hanya dipakai utnuk membersihkan sampah-sampah dan debu yang ada di lantai. Namun sesapu juga dapat dikombinasikan dengan sasiruk untuk mendorong air yang tergenang keluar rumah.
Ember
Siapa yang tak tau fungsi ember, selain untuk menampung air, alat ini juga dapat digunakan sebagai alat menimba air untuk membilas lantai yang penuh lumpur.
Baca Juga:
Karena dilakukan secara manual, maka banjir kali ini cukup menguras tenaga. Syukur Alhamdulillah banjir menjelang akhir tahun ini tidak berlangsung lama. Terhitung sejak masuk ke permukiman kami pada pukul 12.00 wita siang. Air luapan tersebut berangsur surut ketika menjelang tengah malam alias lalu haja.
Namun sekali lagi tentu saja efek dari pekerjaan manual dan mesti bangun pagi dini hari di saat air mulai surut benar-benar membuat fisik kelelahan dan perlu istirahat yang cukup untuk memulihkannya.
Demikianlah pengalaman kami dalam menghadapi luapan air kiriman dari pegunungaan Loksado. Semoga informasi di atas bermanfaat bagi yang rumahnya terdampak banjir. Semoga kedapannya ada solusi dari pemerintah setempat untuk mengurangi dampak luapan banjir sungai Amandit. Semoga bermanfaat.