Garam adalah salah satu dari bahan bumbu dapur yang sering kita temukan. Fungsi dari garam ialah sebagai penyedap rasa makanan. Tanpa garam maka makanan itu akan terasa hambar. Pernah suatu ketika penulis mencoba membuat kolak pisang. Kemudian, ternyata kolak pisang itu jika hanya diberi gula saja maka akan terasa pekat rasa manisnya jika tanpa diimbangi dengan memasukan sedikit garam.

Filosofi Garam
Garam/Uyah
Pernah juga dulu waktu sekitar tahun 1999, ada seorang teman yang tinggal digubuk beratapkan daun rumbia. Di sana hiduplah satu keluarga yang makanannya sehari-hari hanya nasi dan garam. Namun anehnya keadaan mereka sehat-sehat saja. 

Baru pada tahun 2021 ini penulis temukan dalam sebuah majelis ilmu di mana menyebutkan tentang inti dari sebuah rasa makanan. Pada majelis ilmu itu sebenarnya hanyalah membahas tentang doa. Disebutkan dalam majelis itu segala ibadah diibaratkan sebagai makanan dan doa diibaratkan sebagai garam. Lalu dikisahkan di sana tentang Abu Dzar al Ghifari RA. (rhadhiallahu ‘anhu) yang merupakan sahabat Nabi Muhammad ﷺ ketika di Madinah. 

Beliau berkata cukuplah daripada doa beserta dengan kebaikan apa yang mencukupi akan makanan daripada garam. Jadi beliau mengumpakan seluruh amal ibadah kebaikan baik itu: shalat, zakat, haji, sedekah, bakti kepada orang tua itu semua diumpakan oleh beliau seperti makanan. Lalu doa diumpakan seperti halnya garam.

Baca Juga:

Lalu, dikisahkan pula ada ulama yang meneliti penyebab kenapa segala macam makanan itu menjadi terasa nikmat, enak dan nyaman. Ternyata ditemukan oleh ulama itu rahasia yang menjadi penyebab mengapa suatu makanan menjadi terasa nikmat, rahasianya ada pada garam. Sehingga sejak pada saat itu akhirnya ulama tersebut mengambil rahasia yang ditemukannya itu dan hanya makan dengan nasi dan garam. 

Maksud dari analogi (ibarat) pada kisah tersebut intinya adalah perbanyaklah ibadah dan disertai dengan doa, jangan hanya banyak doa namun ibadahnya malas-malasan haha. Jadi garam ternyata memiliki kisah filosofinya sendiri yang membuat penulis menjadi teringat kenapa dulu ada orang yang hanya makan nasi dengan garam. 

Demikianlah pengalaman penulis tentang garam. Semoga innformasi ini bermanfaat dan mengilhami pengunjung sekalian. Silakan share jika tulisan ini bermanfaat, sampai jumpa lagi pada artikel pengalaman selanjutnya.