Pada hari ini yang dimulai setelah kita menyelesaikan shalat ‘Ied kita disunnahkan untuk berqurban yakni menyembelih binatang.

Mendengarkan Khutbah Idul Adha

Kesunnahan berqurban ini berkaitan dengan sejarah Nabi Ibrahim As. (‘Alaihissalam) Yang diuji keimanannya oleh Allah swt. untuk melepaskan sesuatu yang paling ia cintai yakni dengan menyembelih puteranya sendiri.

Pada malam tanggal 8 Dzulhijjah, Nabi Ibrahim As. Mendapatkan wahyu melalui mimpinya bahwa Allah swt. memerintahkan kepadanya untuk menyembelih anak yang paling ia sayangi.

Nabi Ibrahim merenung panjang haruskah ia mengikuti perintah Tuhannya untuk melepaskan hal yang paling ia sayangi. Apakah mimpi ini benar daripada Allah swt. Nabi Ibrahim sangat sedih dalam perenungannya yang sangat panjang itu.

Karenanya kita semua disunnahkan untuk berpuasa yang disebut dengan hari Tarwiyah yang berarti hari merenung. Renungan Nabi Ibrahim mendapat jawaban pada malam hari berikutnya yakni pada malam hari 9 Dzulhijjah bahwa mimpi itu benar adanya daripada Allah swt.

Karenanya tanggal 9 Dzulhijjah kita disunnahkan berpuasa yang disebut dengan puasa hari Arafah yang berarti pengetahuan yakni hari di mana nabi Ibrahim As. Mendapat jawaban dari perenungan beliau.

Dengan dasar ketaatan kepada Allah swt. yang sangat tulus Nabi Ibrahim As. Benar-benar akan menjalankan perintahNya yaotu menyembelih puteranya Nabiyullah Isma’il As. Orang yang paling ia cintai.

Kita tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan Nabi Ibrahim As. Pada saati itu yang mana beliau sangat menginginkan seorang anak ketika diberi disuruh untuk disembelih dengan tangannya sendiri.

Dalam Al-Quran surah As-Shafat ayat 100-101 diceritakan bahwa Nabi Ibrahim As. Meminta kepada Allah swt. diberi keturunan yang shaleh, lalu Allah mengabulkan dengan memberi anak yang sabar.

Kita tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan suami-istri pada ketika meminta izin kepada anaknya yang akan diqurbankannya yakni Nabiyullah Isma’il As.

Tapi Nabi Isma’il As. Sendiri justru menguatkan tekad ayah dan ibundanya untuk menunaikan perintah Allah swt.

Ketika anak itu memasuki usia dewasa sudah berkembang dengan bisa bepergian dan berjalan Nabi Ibrahim As. Berkata kepada anaknya “Wahai Anakku sesungguhnya Aku bermimpi bahwa Aku menyembelihmu maka pikirkanlah apa pendapatmu.”

Nabi Isma’il menjawab “ Wahai bapakku lakukanlah apa yang diperintahkan Allah swt. kepadamu insya Allah engkau akan mendapatiku bagian dari orang-orang yang sabar (Surah As-Shafat ayat 102).

Setelah Nabi Ibrahim As. Dan Nabi Isma’il As. Sampai ditempat yang diperintahkan oleh Allah tiba-tiba Allah memberikan wahyu untuk menggantinya dengan kambing atau kibas atas dasar cinta kepada Allah swt. yang melebihi segala-galanya.

Keluarga Nabi Ibrahim As. Pun menjadi keluarga yang berbakti sehingga Nabi Ibrahim As. Diberi gelar Khalilullah atau kekasih Allah.

Dan dari keluarga inilah lahirlah keturunan-keturunan para Nabi seperti Nabi Ishaq As., Nabi Ya’qub As., Nabi Musa As. Nabi ‘Isa As. Dan Nabiyullah Muhammad ﷺ. Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.

Peristiwa Nabi Ibrahim ini memiliki makna pelajaran yang perlu diambil dan diperhatikan bagi seluruh umat manusia diantaranya beriman atau beragama pada dasarnya melawan hawa nafsu atau kesenangan yang ada di dalam diri kita masing-masing.

Kisah Nabi Ibrahim As. Ini melambangkan kenikmatan tertinggi dengan adanya mempunyai anak. Tetapi Nabi Ibrahim As. Berhasil mengalahkan nafsu kecintaan kepada puteranya sendiri dengan mengikuti perintah Allah swt.

Pelajaran yang lain dari kisah Nabi Ibrahim As. Yaitu menegaskan Hak Asasi Manusia yang mana perintah Allah swt. kepada Nabi Ibrahim As. Untuk menyembelih puteranya bertujuan untuk menguji keimanannya.

Sehingga ketika ingin menunaikan perintah Allah swt. Allah pun mengganti objek penyembelihan dengan binatang.

Pelajaran mengenai Hak Asasi Manusia diberi sampaikan oleh Baginda ﷺ secara berturut-turut yakni dalam khutbah beliau dipadang Arafah.

Dalam Khutbah beliau Nabi Muhammad ﷺ berpesan kepada kita semua bahwa jiwa, harta dan harga diri manusia memiliki kemuliaan yang tidak boleh dihilangkan oleh siapapun.

Wahai umat manusia sesungguhnya Tuhan kalian satu, leluhur kalian juga satu. Kalian berasal dari Nabi Adam As. Dan Nabi Adam dari tanah sesungguhnya paling mulianya kalian di sisi Allah adalah yang paling taqwa. Orang Arab tidak lebih utama daripada Non-Arab, Non-Arab tidak lebih utama daripada orang Arab. Orang berkulit hitam tidak lebih utama dari yang berkulit putih, orang yang berkulit putih tidak lebih utama dari yang berkulit hitam kecuali disebabkan tingkat ketaqwaannya.

Kisah Nabi Ibrahim As. Di atas mengajarkan kepada kita bahwa beragama adalah pengorbanan melawan hawa nafsu yang ada di dalam diri kita masing-masing.

Baca Juga:

Beragama adalah usaha menjadikan diri sebagai manusia sutuhnya yakni manusia yang tidak diperbudak oleh hawa nafsu kita. Tapi kita jadikanlah diri kita ini yang selalu menghamba dengan seutuhnya dihadapan Allah swt. 

Semoga dihari yang penuh suka cita ini Allah selalu memberikan kesehatan dan keselamatan kepada diri kita semua serta mudah-mudahan kita selalu berada di dalam lindungan Allah swt. Amin ya rabbal’alamin.