Hari ini merupakan hari Jum’at pertama di bulan Syawal setelah beberapa hari yang lalu berlebaran melaksanakan shalat dan mendengarkan khutbah ‘Idul Fitri 1443 H.
![]() |
Rumput Halaman |
Adapun khutbah pada hari Jum’at kali ini berisi tentang Taqwa, berikut isi khutbah Jum’at selengkapnya.
Allah mensyari’atkan puasa ramadhan agar kita bertaqwa, Allah swt telah menjelaskan makna Taqwa. Seperti yang jelaskan oleh imam Nawawi dalam syarah shahih Muslim.
Taqwa adalah melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-larangannya. Perintah dan larangan-larangan Allah itu termaktub di dalam Alquran dan Assunnah. Itulah hadiah dari Syariah.
Dari ungkapan lain Taqwa berarti mentaati dan menjalankan syari’ah atas dasar aqidah Islam. Rasulullah ﷺ menjamin siapa saja yang mengambil dan melaksanakan Alquran dan Assunnah tidak akan tersesat.
Abu Hurairah ra. Menuturkan, Baginda Rasulullah ﷺ bersabda pada saat Haji Wada’, telah aku tinggalkan pada kalian dua perkara. Kalian tidak akan tersesat selama kalian berpegang teguh pada keduanya yaitu Kitabullah dan sunnah RasulNya.
Allah swt juga telah memberikan jaminan dalam firmanNya. Jika datang kepada kalian petunjuk dari diriKu, maka siapa saja yang mengikuti ptunjukKu ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka (thaha:173).
Menurut imam Az-Zamakhsyari dalam tafsir al-kasysyaf yang dimaksudpetunjuk atau hudan adalah al-kitab dan as-syari’ah.
Maka ayat ini sebagai yang diterangkan oleh ibnu ‘Abbas ra. Yakni Allah menjamin orang yang mengikuti Alqur’an tidak akan tersesat di dunia dan tidak akan celaka di akhirat kelak.
Celaka di akhirat adalah sanksi atas orang yang sesat di dunia (jauh) dari ajaran agama Islam. Sebaliknya, siapa saja yang mengikuti kitabullah dengan melaksanakan perintah-perintahnNya dan menjauhi larangan-laranganNya niscaya akan selamat dari kesesatan dan dari sanksiNya.
Dalam kelanjutan ayat di atas Allah swt berfirman siapa saja yang berbalik dari peringatanKu sungguh bagi dia kehidupan yang sempit dan Kami akan menghimpunkan dirinya di hari kiamat dalam keadaan Buta (Thaha: 124).
Peringatan Allah dalam ayat ini nyata sangat terasa di negeri ini akibat daripada peraturan negeri yang salah arah dan menuju arah yang salah serta menimpa rakyat.
Berbagai kesempitan hidup itu merupakan akibat dari kemaksiatan berupa pengaturan hidup yang menyimpang dari petunjuk Allah dan Rasul ﷺ.
Berbagai kemaksiatan itu menyebabkan berbagai bentuk kerusakan, fasad, dalam kondisi seperti itu tentu kita tidak boleh hanya meratapi nasib dan berdiam diri.
Sebaliknya kita harus berusaha menyelesaikan berbagai persoalan tersebut dan mengubah keadaan yang tidak selayaknya bagi umat Islam itu.
Sebagaimana Allah berfirman sungguh Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada mereka sendiri. (Ar-Ra’ad:11)
Baca Juga:
Jadi, yang harus kita lakukan adalah kembali merujuk kepada Alquran dan As-sunnah yakni kembali kepada Syari’ah swt.
Demikian setengah daripada materi khutbah Jum’at kali ini yang sempat teringat. Semoga bermanfaat dan menginspirasi.